Kamis, 16 Juni 2011

ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER
A. Pendahuluan
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, peralatan-peralatan pendukung jaringan komputer masih sangat diperlukan. Peralatan tersebut pun kini menjadi komponen penting dalam pembangunan jaringan komputer.
Router adalah salah satu komponen pada jaringan komputer yang mampu melewatkan data melalui sebuah jaringan atau internet menuju sasarannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atu lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan kejaringan lainnya. Router sendiri berharga tinggi dan masih sulit dijangkau oleh kalangan masyarakat kita.
Router Mikrotik adalah solusi murah bagi mereka yang membutuhkan sebuah router handal dengan hanya bermodalkan standalone computer dengan sistem operasi Mikrotik. Oleh sebab itu, kelompok merasa perlu menerapkan mikrotik router ini pada tugas perancangan jaringan 4 gedung.
B. Teori
1. Mikrotik Router
MikroTik RouterOS™, merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.
JENIS-JENIS MIKROTIK
· MikroTik RouterOS yang berbentuk software yang dapat di-download di www.mikrotik.com. Dapat diinstal pada kompuetr rumahan (PC).
· BUILT-IN Hardware MikroTik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal MikroTik RouterOS.

FITUR-FITUR YANG ADA DALAM MIKROTIK
· Address List ==> Pengelompokan IP address berdasarkan nama.
· Asynchronous ==> Mendukung serial PPP dial-in/dialout, dengan otentikasi CHAP, PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool hingga 128 ports.
· Bonding ==> Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi yang cepat.
· Bridge ==> Mendukung fungsi bridge spanning tree, multiple bridge interface, bridge firewalling.
· Data Rate Management ==> QoS berbasis HTB dengan penggunaan busrt, PCQ, RED, SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer.
· DHCP ==> Mendukung DHCP tiap antar muka; DHCP relay; DHCP client, multiple network DHCP; static and dynamic DHCP leases.
· Firewall and NAT ==>Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP, TCP flags dan MSS.
· Hotspot ==> Hotspot gateway dengan otentifikasi RADIUS. Mendukung limit data rate, SSL, HTTPS.
· IPSec ==> Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellman groups 1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkripsi menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-129, AES-256; Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2, 5.
· ISDN ==> Mendukung ISDN dial-in/dial out. Dengan otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung 128K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, x75bui line protokol.
· M3P ==> Mikrotik Protokol Paket Packer untuk wireless links dan ethernet.
· MNDP ==> Mikrotik Discovery Neighbor Protocol, juga mendukung Cisco Discovery Protocol (CDP).
· Monitoring/Accounting ==> Laporan traffic IP, log, statistik graphs yang dapat diakses melalui HTTP.
· NTP ==> Network Time Protokol untuk server dan client; sinkronisasi menggunkan system GPS.
Point to Point Tunneling Protocol, PPTP, PPPoE dan L2TP Access Concentrators; protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan RADIUs; enkripsi MPPE; kompresi untuk PpoE; Limit data rate.
· Proxy ==> Cache untuk FTP dan HTTP proxy server; HTTPS proxy; transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOKCS; mendukung parent proxy; statik DNS.
· Routing ==>Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.
· SDSL ==> Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan jaringan.
· Simple Tunnels ==> Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).
· SNMP ==>Mode akses read only.
· Synchronous ==> V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media types; sync-PPP, Cisco HDLC; Frame Relay line protocol; ANSI-617d (ANDI atau annex D) dan Q933a (CCIT atau annex A); Frame Relay jenis LMI.
· Tool ==> Ping; Traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; Dinamic DNS update.
· UpnP ==> Mendukung antar muka universal Plug and Play.
· VLAN ==> Mendukung Virtual LAN IEEE802.1q untuk jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.
· VOIP ==> Mendukung aplikasi voice over IP.
· VRPP ==> Mendukung Virtual Router Redudant Protocol.
· Winbox ==> Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi MikroTik RouterOS.


2. Radius Server
Radius server bertugas untuk menangani AAA (Authentication, Authorization, Accounting). Intinya dia bisa menangani otentikasi user, otorisasi untuk servis2, dan penghitungan nilai servis yang digunakan user.
Radius server bisa dibedakan menjadi dua :
- internal mikrotik
- eksternal
Hotspot bisa menggunakan internal radius mikrotik, bisa juga menggunakan eksternal. Jika tidak bisa mengautentikasi pada lokal database mikrotik, jika telah dispesifikasikan, maka hotspot mikrotik bisa mencari pada radius eksternal.
User Manager, bisa digunakan untuk mengatur :
a. Hotspot
Hotspot pada saat connect ke radius dispesifikasikan sebagai sebuah tools (biasanya berupa router) sehingga bisa connect ke server radius tanpa menspesifikasikan dirinya sebagai user.
b. User
adalah user yang kita buat baik pada lokal database mikrotik melalui user manager sendiri, atau pada radius eksternal.
Akan tetapi jika mau lebih reliable maka sebaiknya radiusnya dipisah alias beda host. karena bisa dibuat satu database user, bisa dibuat roaming, dari mikrotik lain bisa login dan banyak lagi kelebihannya.
3. DHCP
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
Cara Kerja
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
* DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat "menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.
* DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut (DHCP relay):
a. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
b. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
c. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
d. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.
C. Pembahasan
a. Perancangan Jaringan 4 Gedung (Gambaran Umum)
User Manager – Radius Server, jaringan dibawah ini terdiri dari 4 gedung, yang mana menggunakan 5 Router dan 4 swicth utama 24 port tiap gedung, sbb;

Dari gambar dapat dijelaskan bahwa pada 5 router tadi digunakan 1 router sebagai Master Mikrotik Router dengan user manager 192.168.1.1/24, dengan pengaturan Mikrotik routernya memiliki 2 interface yaitu:
· Interface (public/ether 1)
Interface public ini berfungsi sebagai penghubung jaringan local ke internet, yang memiliki IPaddress yang berada pada class yang sama dengan internet. Seperti pada gambar kami menggunakan Gateway ke internetnya dengan IPaddress: 192.168.189.1/24 , maka untuk interface publicnya kami mengatur IPaddressnya : 192.168.189.200/24.
· Interface (local/ether2)
Interface local ini berfungsi sebagai penghubung jaringan local ke mikrotik router yang kemudian diteruskan pada interface public. Kami menggunakan IPadress localnya: 192.168.1.1/24.
Selanjutnya diberi pengaturan IPAddress selanjutnya pada keempat router, dengan R1: 192.168.1.2/24, R2: 192.168.1.3/24, R3: 192.168.1.4/24, R4: 192.168.1.2/24. Kemudian member pengaturan implementasi IPAddress apa yang digunakan pada masing-masing gedung, dengan G1: 10.10.10.1/24, G2: 20.20.20.1/24, G3: 30.30.30.1/24, G4: 40.40.40.1/24.
a. Perancangan Jaringan 4 Gedung Perlantai (Gambaran Khusus)
Pengaturan Subnetmask Pergedung:
1. Gedung 1:
Di gedung 1 ini terdiri dari 4 lantai dan tiap lantai terdiri dari 40 komputer jadi total computer dalam 1 gedung adalah 160 komputer. Disini kami memakai kelas C.
Subnetting:
Dengan Default netmask = 255.255.255.0
Binary dari netmask di atas adalah:
11111111. 11111111. 11111111. 00000000
ü Untuk mendapatkan rentangan IP pada 1 gedung yang terdiri dari 4 lantai, dengan 40 komputer per lantai (), maka dicari dengan cara:
2n => 40+2
26 => 42
64 => 42
ü Maka netmasknya:
11111111. 11111111. 11111111. 11000000 = 255.255.255.192
ü Dengan rentangan 64 perlantai Maka untuk mencari rentangan IP address adalah:
· Untuk lantai 1: 10.10.10.0 - 10.10.10.63
· Untuk lantai 2: 10.10.10.64 - 10.10.10.127
· Untuk lantai 3: 10.10.10.128 - 10.10.10.191
· Untuk lantai 4: 10.10.10.192 - 10.10.10.255
* Keterangan: untuk ip awal dan ip akhir tidak dipakai karena diperuntukan untuk net id dan broadcast.
ü Jadi ip yang bisa dipakai adalah:
· Untuk lantai 1: 10.10.10.1 - 10.10.10.62
· Untuk lantai 2: 10.10.10.65 - 10.10.10.126
· Untuk lantai 3: 10.10.10.129 - 10.10.10.190
· Untuk lantai 4: 10.10.10.193 - 10.10.10.254
ü Karena kami menggunakan hanya 40 komputer maka rentangan ip yang kami gunakan adalah:
· Untuk lantai 1: 10.10.10.1 - 10.10.10.40
· Untuk lantai 2: 10.10.10.65 - 10.10.10.104
· Untuk lantai 3: 10.10.10.129 - 10.10.10.168
· Untuk lantai 4: 10.10.10.193 - 10.10.10.232

2. Gedung 2:
Di gedung 2 ini juga terdiri dari 4 lantai dan tiap lantai terdiri dari 40 komputer jadi total computer dalam 1 gedung adalah 160 komputer. Disini kami juga memakai kelas C.
Subnetting: (Sama halnya dengan Gedung 1).
Dengan rentangan 64 perlantai Maka untuk mencari rentangan IP address adalah:
· Untuk lantai 1: 20.20.20.0 - 20.20.20.63
· Untuk lantai 2: 20.20.20.64 - 20.20.20.127
· Untuk lantai 3: 20.20.20.128 - 20.20.20.191
· Untuk lantai 4: 20.20.20.192 - 20.20.20.255
* Keterangan: untuk ip awal dan ip akhir tidak dipakai karena diperuntukan untuk net id dan broadcast.
ü Jadi ip yang bisa dipakai adalah:
· Untuk lantai 1: 20.20.20.1 - 20.20.20.62
· Untuk lantai 2: 20.20.20.65 - 20.20.20.126
· Untuk lantai 3: 20.20.20.129 - 20.20.20.190
· Untuk lantai 4: 20.20.20.193 - 20.20.20.254
ü Karena kami menggunakan hanya 40 komputer maka rentangan ip yang kami gunakan adalah:
· Untuk lantai 1: 20.20.20.1 - 20.20.20.40
· Untuk lantai 2: 20.20.20.65 - 20.20.20.104
· Untuk lantai 3: 20.20.20.129 - 20.20.20.168
· Untuk lantai 4: 20.20.20.193 - 20.20.20.232



3. Gedung 3:
Di gedung 3 ini juga terdiri dari 4 lantai dan tiap lantai terdiri dari 40 komputer jadi total computer dalam 1 gedung adalah 160 komputer. Disini kami juga memakai kelas C.
Subnetting: (Sama halnya dengan Gedung 1).
Dengan rentangan 64 perlantai Maka untuk mencari rentangan IP address adalah:
· Untuk lantai 1: 30.30.30.0 - 30.30.30.63
· Untuk lantai 2: 30.30.30.64 - 30.30.30.127
· Untuk lantai 3: 30.30.30.128 - 30.30.30.191
· Untuk lantai 4: 30.30.30.192 - 30.30.30.255
* Keterangan: untuk ip awal dan ip akhir tidak dipakai karena diperuntukan untuk net id dan broadcast.
ü Jadi ip yang bisa dipakai adalah:
· Untuk lantai 1: 30.30.30.1 - 30.30.30.62
· Untuk lantai 2: 30.30.30.65 - 30.30.30.326
· Untuk lantai 3: 30.30.30.129 - 30.30.30.190
· Untuk lantai 4: 30.30.30.193 - 30.30.30.254
ü Karena kami menggunakan hanya 40 komputer maka rentangan ip yang kami gunakan adalah:
· Untuk lantai 1: 30.30.30.1 - 30.30.30.40
· Untuk lantai 2: 30.30.30.65 - 30.30.30.104
· Untuk lantai 3: 30.30.30.129 - 30.30.30.168
· Untuk lantai 4: 30.30.30.193 - 30.30.30.232




4. Gedung 4:
Di gedung 4 ini juga masih terdiri dari 4 lantai dan tiap lantai terdiri dari 40 komputer jadi total computer dalam 1 gedung adalah 160 komputer. Disini kami juga memakai kelas C.
Subnetting: (Sama halnya dengan Gedung 1).
ü Dengan rentangan 64 perlantai Maka untuk mencari rentangan IP address adalah:
· Untuk lantai 1: 40.40.40.0 - 40.40.40.63
· Untuk lantai 2: 40.40.40.64 - 40.40.40.127
· Untuk lantai 3: 40.40.40.128 - 40.40.40.191
· Untuk lantai 4: 40.40.40.192 - 40.40.40.255
* Keterangan: untuk ip awal dan ip akhir tidak dipakai karena diperuntukan untuk net id dan broadcast.
ü Jadi ip yang bisa dipakai adalah:
· Untuk lantai 1: 40.40.40.1 - 40.40.40.62
· Untuk lantai 2: 40.40.40.65 - 40.40.40.126
· Untuk lantai 3: 40.40.40.129 - 40.40.40.190
· Untuk lantai 4: 40.40.40.193 - 40.40.40.254
ü Karena kami menggunakan hanya 40 komputer maka rentangan ip yang kami gunakan adalah:
· Untuk lantai 1: 40.40.40.1 - 40.40.40.40
· Untuk lantai 2: 40.40.40.65 - 40.40.40.104
· Untuk lantai 3: 40.40.40.129 - 40.40.40.168
· Untuk lantai 4: 40.40.40.193 - 40.40.40..232
Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada gambar berikut;




A. Kesimpulan
MikroTik RouterOS™, merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway.
Dengan Router Mikrotik dapat menguntungkan bagi mereka yang membutuhkan sebuah router handal dengan hanya bermodalkan standalone computer dengan sistem operasi Mikrotik, begitu juga mendapatkan keuntungan dari segi biaya.
B. Referensi
· http://maone032.wordpress.com/2008/07/22/radius-server-mikrotik/
· http://blog.smkn22-jkt.sch.id/raka/2010/08/09/all-about-mikrotik/
· http://p3m.amikom.ac.id/p3m/62%20-%20IMPLEMENTASI%20MIKROTIK%20SEBAGAI%20SOLUSI%20ROUTER.pdf
· http://118.98.201.43/ebook/manual-MIKROTIK/PDF/DHCP-mikrotik.pdf
· http://www.unsri.ac.id/upload/arsip/KAJIAN%20PENGGUNAAN%20MIKROTIK%20OS%20SEBAGAI%20ROUTER.pdf
Alamat IP versi 6

Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 6. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IP versi 6 adalah 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A.

Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.

Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.

Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix.

Format Alamat
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.

Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011000000101010101000000000
1111111111111110001010001001110001011010

Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:

0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010
0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010

Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:

21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
Penyederhanaan bentuk alamat

Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:

21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A

Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (:). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (:) yang terdapat dalam alamat tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.
Alamat asli Alamat asli yang disederhanakan Alamat setelah dikompres
FE80:0000:0000:0000:02AA:00FF:FE9A:4CA2 FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2 FE80::2AA:FF:FE9A:4CA2
FF02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002 FF02:0:0:0:0:0:0:2 FF02::2

Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.

Format Prefix
Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat direpresentasikan dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi tidak didugnakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.

Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu [alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang prefiks menentukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefiks subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai berikut:

3FFE:2900:D005:F28B::/64

Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks alamat, sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.

Jenis-jenis Alamat IPv6
Pv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:

* Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
* Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.
* Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.

Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:

* Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
* Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
* Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.

Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.

Unicast Address

Alamat IPv6 unicast dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:

* Alamat unicast global
* Alamat unicast site-local
* Alamat unicast link-local
* Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)
* Alamat unicast loopback
* Alamat unicast 6to4
* Alamat unicast ISATAP
Unicast global addresses
Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).
Field Panjang Keterangan
001 3 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa alamat ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.
Top Level Aggregation Identifier (TLA ID) 13 bit Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned Name Authority (IANA), yang mengalokasikannya ke dalam daftar Internet registry, yang kemudian mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.
Res 8 bit Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang akan datang (mungkin untuk memperluas TLA ID atau NLA ID).
Next Level Aggregation Identifier (NLA ID) 24 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site) kustomer tertentu.
Site Level Aggregation Identifier (SLA ID) 16 bit Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak dapat mengubah bagian alamat ini.
Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).
Unicast site-local addresses
Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup dari sebuah alamat terdapat pada Internetwork dalam sebuah site milik sebuah organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini adalah FEC0::/48.
Field Panjang Keterangan
111111101100000000000000000000000000000000000000 48 bit Nilai ketetapan alamat unicast site-local
Subnet Identifier 16 bit Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah struktur subnet datar. Administrator juga dapat membagi bit-bit yang yang memiliki nilai tinggi (high-order bit) untuk membuat sebuah infrastruktur routing hierarkis.
Interface Identifier 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.
Unicast link-local address
Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol Addressing) dalam sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini adalah FE80::/64.
Field Panjang Keterangan
1111111010000000000000000000000000000000000000000000000000000000 64 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat unicast link-local.
Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.
Unicast unspecified address: Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).
Unicast Loopback Address

Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.
Unicast 6to4 Address

Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat IPv4 157.60.91.123 diterjemahkan menjadi alamat IPv6 2002:9D3C:5B7B::/48.

Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global address, yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.
Unicast ISATAP Address

Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-local atau alamat unicast global (yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP Identifier (0000:5EFE), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini dinamakan dengan subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.
Multicast Address

Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah FF00::/8.
Field Panjang Keterangan
11111111 8 bit Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
Flags 4 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat transient atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang ditetapkan secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat transient.
Scope 4 bit Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti halnya interface-local, link-local, site-local, organization-local atau global.
Group ID 112 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast
Anycast Address

Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.

IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat anycast akan menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.