NOS adalah sistem operasi yang
berisi fitur tambahan untuk meningkatkan fungsionalitas dan pengelolaan di
lingkungan jaringan. Berikut ini adalah contoh dari sistem operasi jaringan:
Windows 2000 Server
Windows 2000 Server
- Windows 2003 Server
- UNIX
- Linux
- Novell NetWare
- Mac OS X
NOS ini dirancang untuk menyediakan sumber daya jaringan untuk klien:
- Server aplikasi, seperti database bersama
- Sentralisasi penyimpanan data
- Direktori layanan yang menyediakan repositori terpusat account pengguna dan sumber daya pada jaringan, seperti Active Directory
- Jaringan Antrian cetak
- Jaringan akses dan keamanan
- Redundant sistem penyimpanan, seperti RAID dan backup
Jaringan
sistem operasi menyediakan beberapa protokol yang dirancang untuk melakukan
fungsi jaringan. Protokol-protokol ini dikendalikan oleh kode pada server
jaringan. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar1, protokol yang digunakan oleh
sistem operasi jaringan menyediakan layanan seperti web browsing, transfer
file, e-mail, resolusi nama, dan IP pengalamatan otomatis.
» Network protocols
IP (Internet Protocol)
RIP (Resolution Internet Protocol)
ARP (Address Resolusion Protocol)
RARP (Reverse ARP)
Semua fasilitas yang memanfaatkan Web memerlukan network operating systems (NOS), yaitu sistem operasi komputer untuk server, atau sebuah program dasar yang memungkinkan berjalannya server pada sebuah sistem client/server. Sistem Web itu sendiri memang berbasis pada skema client/server. Contoh dari NOS adalah Windows Server, Linux, dan berbagai variasi UNIX. Perlu kiranya diketahui, NOS sendiri sudah hadir sebelum Web menjadi fenomena global, walaupun Web lah yang membuatnya amat populer. Sistem operasi LINUX boleh dianggap sebagai punya hubungan simbiotik dengan Web, dan sistem ini terus dikembangkan oleh para sukarelawan global, sehingga hampir pasti bahwa perkembangan LINUX dan perkembangan Web selalu sejalan.
Sebagai sebuah sistem operasi,
NOS punya beberapa karakteristik yang membedakannya dari client operating
systems. Sudahlah jelas bahwa aplikasi yang akan dijalankannya memang didisain
untuk keperluan komputerisasi di dalam sebuah jaringan. Dengan demikian, NOS
memang melayani lebih dari satu pengguna setiap kalinya, dengan hirarki
kewenangan (previlege) pengguna yang berbeda-beda. Terpenting lagi, NOS
dirancang untuk tetap siaga dan selalu ‘menyala’ sepanjang waktu. Sebuah NOS
berfungsi sebagai semacam landasan atau platform bagi kegiatan berbagai
perkakas penting sebuah jaringan komputer, misalnya:
·
Infrastuktur TCP/IP, yang mengandung berbagai
fungsi NOS sebagai pengatur lalu-lintas (router), penolak bala (firewall), dan
induk pengatur (dalam bentuk DHCP server, atau DNS server).
·
Fungsi-fungsi LAN (local area network) seperti
pengecekan identitas alias autentifikasi, penggunaan sumberdaya komputer secara
bersama dalam bentuk file sharing atau printer sharing.
·
Sebagai induk pengelola direktori alias
directory server; di sini NOS mengatur otoritas komputer-komputer yang terkait
dengan sebuah jaringan.
·
Sebagai ‘pelayan’ bagi berbagai aplikasi
(application serving); di sini NOS menjadi landasan bagi berbagai aplikasi yang
memerlukan jaringan, misalnya aplikasi sistem perpustakaan, aplikasi mesin
pencari, dan sebagainya. Di dalam konteks jaringan global, maka NOS juga
melayani fungsi Web serving (lihat juga Web service)
·
Pengelolaan pangkalan data relasional dalam
jaringan, misalnya untuk melayani produk yang dibuat dengan MySQL atau Oracle.
Di lingkungan perpustakaan digital, biasanya ada seseorang yang bertugas
memadukan segala operasi di tingkat jaringan, biasa disebut seorang digital
library integrator. Petugas inilah yang biasanya bekerja dalam lingkungan NOS,
melakukan pengembangan, pemasangan (installing), pengaturan konfigurasi
(configuring), penyelarasan aktivitas-aktivitas jaringan lewat komputer induk
(tuning web servers), dan membangun serta merawat pangkalan data relasional.
Seringkali sebuah perpustakaan dapat meminta akses ke NOS tanpa harus memiliki
dan merawat server sendiri. Lembaga induk tempat perpustakaan itu berada
biasanya mempunyai sebuah unit teknologi informasi, atau menyewa jasa host di
luar untuk mengurusi server. Tetapi banyak juga perpustakaan yang menghendaki
server sendiri sehingga memerlukan seorang petugas integrator.
Dalam konteks penggunaan NOS
ini, setidaknya para pengelola perpustakaan digital memahami bahwa ada dua
program mendasar. Pertama adalah web server, yaitu program yang berjalan di NOS
untuk mengelola situs-situs Web. Ketika seseorang ingin melihat sebuah situs,
maka web server mengirim situs itu ke komputer pengguna melalui Internet.
Paling populer adalah Apache Server dan Internet Information Server dari
Microsoft. Selain fungsi mengirim situs yang diminta pengguna, web server juga
melakukan:
1.
Pengelolaan situs Web.
2.
Pembelokan (redirection) dari satu URL ke URL lainnya.
3.
Pengiriman pesan-pesan tentang kesalahan (error
message)
4.
Pengaturan dalam penempatan (uploading) berkas.
5.
Enkripsi untuk data yang ingin disembunyikan (sensitive
data)
6.
Authentikasi
7.
Pengolahan bahasa scripting seperti PHP dan Cold Fusion
Kedua adalah proxy server yang pada dasarnya adalah web server ketika bertindak
sebagai perantara alias intermediary antara web browser dan keseluruhan dunia
Internet yang amat luas. Kegunaan paling umum dari proxy servers di lingkungan
perpustakaan digital ini misalnya adalah sebagai penyedia akses jarak jauh
(remote access) ke alamat-alamat sumber informasi yang penggunaannya dibatasi,
misalnya jurnal elektronik yang hanya tersedia untuk pelanggan. Web servers dan
proxy servers juga biasanya menjadi sarana untuk memantau segala kegiatan yang
dilakukan melalui portal atau situs sebuah perpustakaan digital. Keduanya dapat
menyimpan dan mengolah berkas catatan pemakaian (log files) yang kemudian akan
dipakai oleh pengelola untuk mengevaluasi perpustakaan digitalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar