Kamis, 12 Juli 2012

Pengertian NOS (Network Operating System)


NOS adalah sistem operasi yang berisi fitur tambahan untuk meningkatkan fungsionalitas dan pengelolaan di lingkungan jaringan. Berikut ini adalah contoh dari sistem operasi jaringan:

Windows 2000 Server
  • Windows 2003 Server
  • UNIX
  • Linux
  • Novell NetWare
  • Mac OS X

NOS ini dirancang untuk menyediakan sumber daya jaringan untuk klien:
  • Server aplikasi, seperti database bersama
  • Sentralisasi penyimpanan data
  • Direktori layanan yang menyediakan repositori terpusat account pengguna dan sumber daya pada jaringan, seperti Active Directory
  • Jaringan Antrian cetak
  • Jaringan akses dan keamanan
  • Redundant sistem penyimpanan, seperti RAID dan backup
Jaringan sistem operasi menyediakan beberapa protokol yang dirancang untuk melakukan fungsi jaringan. Protokol-protokol ini dikendalikan oleh kode pada server jaringan. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar1, protokol yang digunakan oleh sistem operasi jaringan menyediakan layanan seperti web browsing, transfer file, e-mail, resolusi nama, dan IP pengalamatan otomatis.

» Network protocols

IP (Internet Protocol)
RIP (Resolution Internet Protocol)
ARP (Address Resolusion Protocol)
RARP (Reverse ARP)


Semua fasilitas yang memanfaatkan Web memerlukan network operating systems (NOS), yaitu sistem operasi komputer untuk server, atau sebuah program dasar yang memungkinkan berjalannya server pada sebuah sistem client/server. Sistem Web itu sendiri memang berbasis pada skema client/server. Contoh dari NOS adalah Windows Server, Linux, dan berbagai variasi UNIX. Perlu kiranya diketahui, NOS sendiri sudah hadir sebelum Web menjadi fenomena global, walaupun Web lah yang membuatnya amat populer. Sistem operasi LINUX boleh dianggap sebagai punya hubungan simbiotik dengan Web, dan sistem ini terus dikembangkan oleh para sukarelawan global, sehingga hampir pasti bahwa perkembangan LINUX dan perkembangan Web selalu sejalan.
Sebagai sebuah sistem operasi, NOS punya beberapa karakteristik yang membedakannya dari client operating systems. Sudahlah jelas bahwa aplikasi yang akan dijalankannya memang didisain untuk keperluan komputerisasi di dalam sebuah jaringan. Dengan demikian, NOS memang melayani lebih dari satu pengguna setiap kalinya, dengan hirarki kewenangan (previlege) pengguna yang berbeda-beda. Terpenting lagi, NOS dirancang untuk tetap siaga dan selalu ‘menyala’ sepanjang waktu. Sebuah NOS berfungsi sebagai semacam landasan atau platform bagi kegiatan berbagai perkakas penting sebuah jaringan komputer, misalnya:
·         Infrastuktur TCP/IP, yang mengandung berbagai fungsi NOS sebagai pengatur lalu-lintas (router), penolak bala (firewall), dan induk pengatur (dalam bentuk DHCP server, atau DNS server).
·         Fungsi-fungsi LAN (local area network) seperti pengecekan identitas alias autentifikasi, penggunaan sumberdaya komputer secara bersama dalam bentuk file sharing atau printer sharing.
·         Sebagai induk pengelola direktori alias directory server; di sini NOS mengatur otoritas komputer-komputer yang terkait dengan sebuah jaringan.
·         Sebagai ‘pelayan’ bagi berbagai aplikasi (application serving); di sini NOS menjadi landasan bagi berbagai aplikasi yang memerlukan jaringan, misalnya aplikasi sistem perpustakaan, aplikasi mesin pencari, dan sebagainya. Di dalam konteks jaringan global, maka NOS juga melayani fungsi Web serving (lihat juga Web service)
·         Pengelolaan pangkalan data relasional dalam jaringan, misalnya untuk melayani produk yang dibuat dengan MySQL atau Oracle. Di lingkungan perpustakaan digital, biasanya ada seseorang yang bertugas memadukan segala operasi di tingkat jaringan, biasa disebut seorang digital library integrator. Petugas inilah yang biasanya bekerja dalam lingkungan NOS, melakukan pengembangan, pemasangan (installing), pengaturan konfigurasi (configuring), penyelarasan aktivitas-aktivitas jaringan lewat komputer induk (tuning web servers), dan membangun serta merawat pangkalan data relasional. Seringkali sebuah perpustakaan dapat meminta akses ke NOS tanpa harus memiliki dan merawat server sendiri. Lembaga induk tempat perpustakaan itu berada biasanya mempunyai sebuah unit teknologi informasi, atau menyewa jasa host di luar untuk mengurusi server. Tetapi banyak juga perpustakaan yang menghendaki server sendiri sehingga memerlukan seorang petugas integrator.
Dalam konteks penggunaan NOS ini, setidaknya para pengelola perpustakaan digital memahami bahwa ada dua program mendasar. Pertama adalah web server, yaitu program yang berjalan di NOS untuk mengelola situs-situs Web. Ketika seseorang ingin melihat sebuah situs, maka web server mengirim situs itu ke komputer pengguna melalui Internet. Paling populer adalah Apache Server dan Internet Information Server dari Microsoft. Selain fungsi mengirim situs yang diminta pengguna, web server juga melakukan:
1.      Pengelolaan situs Web.
2.      Pembelokan (redirection) dari satu URL ke URL lainnya.
3.      Pengiriman pesan-pesan tentang kesalahan (error message)
4.      Pengaturan dalam penempatan (uploading) berkas.
5.      Enkripsi untuk data yang ingin disembunyikan (sensitive data)
6.      Authentikasi
7.      Pengolahan bahasa scripting seperti PHP dan Cold Fusion Kedua adalah proxy server yang pada dasarnya adalah web server ketika bertindak sebagai perantara alias intermediary antara web browser dan keseluruhan dunia Internet yang amat luas. Kegunaan paling umum dari proxy servers di lingkungan perpustakaan digital ini misalnya adalah sebagai penyedia akses jarak jauh (remote access) ke alamat-alamat sumber informasi yang penggunaannya dibatasi, misalnya jurnal elektronik yang hanya tersedia untuk pelanggan. Web servers dan proxy servers juga biasanya menjadi sarana untuk memantau segala kegiatan yang dilakukan melalui portal atau situs sebuah perpustakaan digital. Keduanya dapat menyimpan dan mengolah berkas catatan pemakaian (log files) yang kemudian akan dipakai oleh pengelola untuk mengevaluasi perpustakaan digitalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar