Kamis, 12 Juli 2012

Routing Dinamik


Routing Dinamik
Routing Dinamik adalah jenis routing yang bisa berubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan dengan parameter tertentu sesuai dengan protokolnya. Routing Dinamik diterapkan pada PC yang berfungsi sebagai router dan dibutuhkan router lain yang sama-sama menerapkan sistem routing dinamik, jadi tidak bisa berdiri sendiri.
Routing Dinamik menentukan gateway untuk network destination berdasarkan parameter yang didapat dari router lainnya melalui Protokol Multicast, seperti metrik, cost dsb. Protocol RIP dan OSPF menggunakan multicast untuk pertukaran informasi antar router, sedangkan protokol BGP menggunakan koneksi TCP untuk pertukaran routingnya.
            Dynamic routing protocol digunakan oleh router untuk membagi informasi tentang penjangkauan dan status dari remote network. Dynamic routing protocol contohnya:
1. network discovery
2. memelihara dan meng-update tabel routing
Automatic network discovery
network discovery adalah kemampuan routing protokol untuk membagi informasi tentang jaringan dengan router lainnnya dengan menggunakan routing protokol yang sama. Daripada mengkonfigurasi router secara static, routing dinamik dapat secara otomatis membaca jaringannya dari router-router lainnya. pemilihan jalur terbaik pada setiap jaringan terdapat pada tabel routing dengan menggunakan routing dinamik.
 Maintaining routing tables setelah mengenal jaringannya, routing dinamik akan selalu meng-update dan menentukan jalur2nya pada tabel routingnya. routing dinamik tidak hanya membuat jalur terbaik ke jaringan yang berbeda, roting dinamik juga akan menentukan jalur baru yang baik jika tujuannya tidak tersedia (jika topologinya berubah).
untuk ini, routing dinamik mempunyai keuntungan lebih dari routing static. router yang menggunakan dinamic routing akan secara otomatis membagi informasi routingnya kepada router yang lain dan menyesuaikan dengan topologi yang berubah tenpa pengaturan dari seorang admin jaringan.
 IP routing protocol
ada beberapa routing dinamic untuk IP. dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan :
1. RIP (Routing Information Protocol)
2. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
3. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
4. OSPF (Open Shortest Path First)
5. IS-IS (Intermediate System-to-Intermediate System)
6. BGP (Border Gateway Protocol)
              Suatu static route adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabel routing) dengan konfigurasi manual. Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, di mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
 Tabel Routing
Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri rute terdiri dari IP Address. Berikut adalah field dari tabel routing IPv4.
1.      Destination
Dapat berupa alamat IPv4 atau prefix alamat IPv4. Dalam Windows, kolom ini dinamakan Network Destination dalam display perintah route print.

2.      Network Mask
Subnet mask digunakan untuk menyesuaikan tujuan alamat IPv4 dari nilai paket yang dikirim dari field destination. Pada windows, kolom ini dinamakan Netmask.

3.      Next-Hop
Alamat IPv4 yang dilewati. Pada tabel router di Windows, kolom ini dinamakan Gateway.

4.      Interface
Interface jaringan yang digunakan untuk mengirim kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface.
5.      Metric
Merupakan angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi route yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama bisa dipilih. Metric dapat menunjuk pada banyak links di jalan ke tujuan atau rute yang diinginkan untuk digunakan, tergantung banyak link.
 Cara kerja static routing dapat dibagi menjadi 3 bagian:
1.      Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router
2.      Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing
3.      Routing static digunakan untuk melewatkan paket data

Berikut adalah contoh perintah route pada Windows NT. Route [command] [Destination] mask [netmask] [gateway] Route menerima empat opsi:
1.      add menambahkan route ke tabel
2.      delete menghapus route dari tabel
3.      change mengubah routing pada entri tabel
4.      print mencetak tabel routing
            destination adalah parameter pilihan yang menyebutkan alamat jaringan tujuan yang akan disebutkan pada entri tabel routing. mask adalah netmask dari destination. gateway adalah parameter pilihan yang menentukan alamat IP dari gateway yang akan digunakan saat melakukan routing datagram ke tujuan.
Maka, konfigurasi IP Address-nya adalah sebagai
Kelebihan dan Kekurangan Router Static
1.        Keuntungan Static Route
1.      Static route lebih aman dibanding dynamic route
2.      Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak traffic.
2.        Kerugian
·         Administrasinya adalah cukup rumit dibanding dynamic routing, khususnya jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual
·         Rentan terhadap kesalahan saat entri data static route dengan cara manual.
Proses Routing adalah sebuah proses agar router tahu bagaimana dan kemana sebuah paket harus diteruskan. Router mikrotik merupakan salah satu router yang cukup handal dalam merouting jaringan.
Terdapat banyak fungsi/konfigurasi diantaranya : firewall, nat, dhcp, dll.
Pastikan di dalam router terdapat minimal 2 Lan Card (1 Local dan 1 Global )
Langkah-langkah sederhana:
1.      Tentukan IP local dan IP public dari ISP.
contoh : IP Local 192.168.1.1/24 IP Global 203.130.111.58/29
2.      Configurasi IP address ( Misal nama Mikrotik Router yaitu “Heri” )
[remo@nubielab] ip address add address=192.168.1.1/24 interface=ether1 –> local
[remo@nubielab] ip address add address=203.130.111.58/29 interface=ether2 –> global
Untuk checking nya : [remo@nubielab] ip address print
3.      Configurasi Gateway : [remo@nubielab] ip route add gateway=203.130.111.57
note: sesuaikan Gateway yang dipakai.
4.      Configurasi DNS [remo@nubielab] ip dns set primary-dns=203.130.208.18 allow-remote-requests=yes [remo@nubielab] ip dns set secondary-dns=202.134.0.155 allow-remote-requests=yes note: sesuaikan dengan dns ISP yang di pakai.
5.      Setelah Configurasi di atas untuk checking apakah sudah tekoneksi dengan internet yaitu dengan cara: terminal > ping www.yahoo.com
6.      Setelah bisa ping yahoo, kemudian kita konfigurasi sebagai masquerade dengan tujuan semua komputer client yang terhubung ke router bisa internet.
[remo@nubielab] ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-interface=ether1
7.      Setelah itu configurasi gateway dan dns client ke 192.168.1.1 lalu di coba untuk berselancar.
DHCP (Dynamic Configuration Protokol) Configurasi untuk DHCP:
1.      ip pool add name=dhcp-pool ranges=192.168.1.100-192.168.1.254
2.      ip dhcp-server network add address=192.168.1.0/24 gateway=192.168.1.1 dns-server=192.168.1.1
3.      ip dhcp-server add name=DHCP_LAN disabled=no interface=ether1 address-pool=dhcp-pool
Graphing
1.      tool graphing set store-every=5min
2.      tool graphing interface add-interface=all store-on-disk=yes

Untuk melihat graph penggunaan internet Local maupun Global dengan cara
Routing dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1.      Static Routing – Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan rute (catatan: seperti rute pada bis kota) yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator.
2.      Dynamic Routing – Router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Static Routing dapat dilakukan dengan memasukkan baris ip route pada mode konfigurasi global. Adapun format penulisan baris tersebut adalah:
ip route network [mask] {alamat | interface } dimana:
·         network adalah network tujuan
·         mask adalah subnet mask
·         alamat adalah IP address ke mana network akan dilewatkan
·         interface adalah nama interface yang digunakan untuk melewatkan paket yang ditujukan
http://nubielab.com/wp-content/uploads/2010/11/routing.png
Gambar di atas memperlihatkan sebuah LAN yang terhubung ke WAN melalui 2 buah router, yaitu router A dan router B.
Agar LAN tersebut bisa dihubungi dari WAN, maka router A perlu diberikan static routing dengan baris perintah seperti berikut:
RouterA(config)# ip route 172.16.10.0 255.255.255.0 172.16.158.1
Dan agar router B bisa meneruskan paket-paket yang ditujukan ke WAN, maka router B perlu dikonfigurasi dengan static routing berikut:
RouterB(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.158.2
Routing Dinamik adalah jenis routing yang bisa berubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan dengan parameter tertentu sesuai dengan protokolnya. Routing Dinamik diterapkan pada PC yang berfungsi sebagai router dan dibutuhkan router lain yang sama-sama menerapkan sistem routing dinamik, jadi tidak bisa berdiri sendiri seperti halnya Routing statik.
Routing Dinamik menentukan gateway untuk network destination berdasarkan parameter yang didapat dari router lainnya melalui Protokol Multicast, seperti metrik, cost dsb. Protocol RIP dan OSPF menggunakan multicast untuk pertukaran informasi antar router, sedangkan protokol BGP menggunakan koneksi TCP untuk pertukaran routingnya.
Protokol Multicast adalah sebuah pola pengiriman data di mana data dari pengirim (sender) akan diterima secara bersamaan oleh beberapa penerima (recipient). Salah satu keuntungan dari sistem multicast adalah mengurangi beban kerja jaringan (network load). Bayangkan misalnya ketika sebuah rekaman video sebesar 600MB disebarkan ke 10 pengguna, dengan Protokol Unicast, akan ada trafik sebesar 10 x 600 MB, sedangkan dengan multicast, trafik hanya sebesar data asli, yaitu 600MB (tentu saja ditambah overhead yang tidak signifikan besarnya). Perlu diperhatikan bahwa pengiritan trafik ini hanya mungkin terjadi apabila setiap client memperoleh data dalam rentang waktu yang sama. Artinya protokol ini terasa keuntungannya dalam aplikasi semacam video/audio broadcast. Dalam IPv4 protokol multicast masih jarang digunakan sampai ke end-user, tetapi di generasi selanjutnya IPv6 protokol multicast dikembangkan lebih untuk kepentingan audio dan video.
Dalam IPv4 IP address multicast adalah network 224.0.0.0 dengan netmask 255.0.0.0 Selain protokol multicast dikenal juga Protokol Unicast, Protokol Broadcast, dan Protokol Anycast. OSPF (Open Shortest Path First) adalah salah satu protokol pada keluarga IP, untuk routing dinamik. OSPF dikembangkan karena kebutuhan pada network yang besar dan heterogen. Beberapa keuntungan dari OSPF adalah konvergensi yang cepat, yang pada gilirannya mencegah routing loop dan menghasilkan network yang stabil. Protokol ini dikembangkan oleh IETF, dan diatur oleh RFC 2328

Tidak ada komentar:

Posting Komentar